Kamis, 24 November 2011

Hasil Perolehan Medali Sea Games XXVI

NEGARA
Emas
Perak
Perunggu
TOTAL
Indonesia 182 151 144 476
Thailand 109 100 120 329
Vietnam 96 92 100 288
Malaysia 59 50 81 190
Singapura 42 45 73 160
Filipina 36 56 77 169
Myanmar 16 27 37 80
Laos 9 12 36 57
Kamboja 4 11 24 39
Timor Leste 1 1 6 8
Brunei Darussalam 0 4 7 11
TOTAL MEDALI 554 549 705 1808

Jumat, 18 November 2011

WALAU KALAH TETAP KAU JAGOANNYA

JAKARTA (14/11)
I KOMANG WAHYU PUR, atlet kelas E putra asal Indonesia dinyatakan kalah setelah bertanding melawan atlet asal Malaysia dipertandingan babak penyisihan Sea Games cabang olahraga bela diri pencak silat yang diselenggarakan di padepokan pencak silat TMII, Jakarta.
Pada babak penyisihan tersebut kedua atlet saling melakukan serangan untuk dapat mengalahkan lawan ataupun mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya. Pesilat putra andalan Indonesia yang diharapkan dapat lolos ke babak berikutnya itu, banyak  melakukan tendangan lurus ke dada lawan dan beberapa kali melakukan sapuan ke kaki lawan. Dengan begitu ia berhasil mengungguli perolehan poin atlet Malaysia di babak pertama dan kedua.
Namun atlet Malaysia(sudut merah) yang tak pantang menyerah tersebut tak ingin menyia-nyiakan sisa waktu yang ada, ia terus melakukan serangan-serangan yang membuat atlet Indonesia itu sempat kewalahan. Namun atlet Indonesia(sudut biru) tersebut tetap berusaha mempertahankan keunggulan poinnya.
Hingga pada detik terakhir, Indonesia unggul  1 poin diatas Malaysia yang terlihat pada layar skor. Tetapi  tiba-tiba saja terlihat di layar skor, poin kedua atlet imbang. Sampai pada akhirnya pengambilan keputusan ke 5 juri yang ada di pinggir lapangan pertandingan. Dari 5 juri yang ada, 2 juri setuju sudut biru (Indonesia) menang, 2 juri setuju sudut merah (Malaysia) menang, dan 1 satu juri menganggap pertandingan imbang dengan mengangkat kedua bendera sudut.
Namun entah mengapa lampu merah menyala pada meja ketua juri yang menandakan atlet Malaysia lah pemenangnya. Keputusan juri tersebut menimbulkan protes dari pelatih Indonesia. Namun hal itu sia-sia karena keputusan juri tidak dapat diganggu gugat. 
Selain menimbulkan protes dari pelatih, keputusan juri tersebut juga memancing kemarahan penonton. Bahkan sempat terjadi insiden pelemparan botol air mineral ke lapangan pertandingan oleh salah satu penonton yang kecewa. Hampir semua penonton yang memenuhi gedung pertandingan merasa kecewa dan menyoraki juri dengan kata-kata “ gak bisa ngitung!! gak bisa ngitung!!”, namun tetap itu tidak bisa merubah keputusan yang telah diambil juri tersebut. Dan kedua atlet meninggalkan lapangan pertandingan, dengan pengawalan pada atlet Malaysia.
Sekian hasil pengamatan langsung saya 14 November 2011 di padepokan pencak silat TMII, Jakarta. Tetap semangat untuk atlet Indonesia yang masih bertanding. Karena INDONESIA BISA!!
ini sedikit cuplikan pertandingannya:

Senin, 03 Oktober 2011

Beberapa Contoh Pertandingan Pencak Silat


1.    Kategori tanding adalah :
Kategori pertandingan Pencak Silat yang menampilkan 2 (dua) orang Pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkis / mengelak / mengena / menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan; menggunakan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan teknik jurus, mendapatkan nilai terbanyak.

2.    Kategori tunggal adalah :
Kategori pertandingan Pencak Silat yang menamplkan seorang Pesilat memperagakan kemahirannya dalam Jurus Tunggal Baku secara benar, tepat dan mantap, penuh penjiwaan, dengan tangan kosong dan berenjata serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori ini.
3.    Kategori ganda adalah :
Kategori pertandingan Pencak Silat yang menampilkan 2 (dua) orang Pesilat dari kubu yang sama, memperagakan kemahiran dan kekayaan teknik jurus serang bela Pencak Silat yang dimiliki. Gerakan serang bela ditampilkan secara terencana, efektif, estetis, mantap dan logis dalam sejumlah rangkaian seri yang teratur, baik bertenaga dan cepat maupun dalam gerakan lambat penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan dilanjutkan dengan bersenjata, serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori ini.
 
4.    Kategori regu adalah :
Kategori pertandingan Pencak Silat yang menampilkan 3 (tiga) orang Pesilat dari kubu yang sama mempergerakkan kemahirannya dalam Jurus Regu Baku secara benar, tepat, mantap, penuh penjiwaan dan kompak dengan tangan kosong serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori ini.





Pencak Silat sebagai Olahraga Prestasi(Pertandingan)

Pengembangan Pencak Silat sebagai olahraga & pertandingan (Championships) telah dirintis sejak tahun 1969, dengan melalui percobaan-percobaan pertandingan di daerah-daerah dan di tingkat pusat. Pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta telah dipertandingkan untuk pertama kalinya yang sekaligus merupakan Kejuaraan tingkat Nasional yang pertama pula. Masalah yang harus dihadapi adalah banyaknya aliran serta adanya unsur-unsur yang bukan olahraga yang sudah begitu meresapnya di kalangan Pencak Silat. Dengan kesadaran para pendekar dan pembina Pencak Silat serta usaha yang terus menerus maka sekarang ini program pertandingan olahraga merupakan bagian yang penting dalam pembinaan Pencak Silat pada umumnya. Sementara ini Pencak Silat telah disebarluaskan di negara-negara Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis, Inggris, Denmark, Jerman Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru.

Peraturan Pertandingan Pencak Silat

Gelanggang dapat di lantai atau dipanggung dan dilapisi matras dengan tebal maksimum 5 cm, permukaan rata dan tidak memantul serta ditutup dengan alas yang tidak licin, berukuran 9 x 9 meter.

Gelanggang terdiri dari :

Bidang Gelanggang berbentuk segi empat bujur sangkar dengan ukuran 7 x 7 m.

Bidang Laga berbentuk lingkaran dalam bidang gelanggang

Batas Gelanggang dan bidang laga dibuat dengan garis selebar ke arah luar 5 cm dan berwarna kontras dengan permukaan gelanggang. Pada tengah-tengah bidang laga dibuat lingkaran dengan garis tengah 2 m selebar 5 cm sebagai batas pemisah sesaat akan dimulai pertandingan.

Lingkaran tersebut mempunyai tanda garis lurus pada garis tengah lingkaran selebar 5 cm. Yang sejajar dengan sisi bujur sangkar dan berwarna kontras dengan permukaan gelanggang.



Sudut pesilat adalah ruang pada sudut bujur sangkar yang berhadapan dan dibatasi oleh lingkaran bidang laga. Sudut yang berhadapan lainnya adalah sudut netral.

Perlengkapan gelanggang :

a. Ember, gelas, kain pel dan kesed dari ijuk,
b. Jam pertandingan/game match
c. Gong atau alat yang berfungsi sama
d. Lampu babak atau tanda lain untuk menentukan ronde/babak
e. Lampu pemenang berwarna merah dan biru atau alat/kode lain untuk menentukan pemenang
f. Perlengkapan lain-lain
g. Formulir pertandingan






Keterangan:

1. Ketua Pertandingan (1 Orang)
2. Dewan Wasit Juri (3 Orang )
3. Sekretaris Pertandingan
4. Anggota Wasit Juri (18 Orang)
5. Papan Nilai
6. Pengamat Waktu
7. Goong
8. Penimbang Berat Badan (2 Orang )
9. Tim Meis (4 Orang )
10. Sudut Biru
11. Sudut Merah
12. Sudut Netral
13. Juri (5 Orang)

Perlengkapan pertandingan :

a. Pakaian pertandingan, pakaian Pencak Silat berwarna hitam
b. Pelindung badan
c. Pelindung kemaluan

Pembagian kelas :

Menurut umurnya, peserta dibagi 3 golongan :

- Golongan remaja berumur di atas 14 s/d 17 tahun
- Golongan teruna berumur di atas 17 s/d 21 tahun
- Golongan dewasa berumur di atas 21 s/d 35 tahun

Menurut berat badan, pesilat dibagi dalam kelas-kelas :



a. Kategori remaja (14-17 Tahun)- putera-puteri

No     Kelas dan golongan                                Berat badan (Kg)
1                 Kelas A                                              39-42
2                 Kelas B                                              42-45
3                 Kelas C                                              45-48
4                 Kelas D                                              48-51
5                 Kelas E                                               51-54
6                 Kelas F                                               54-57
7                 Kelas G                                              57-60
8                 Kelas H                                              60-63
9                 Kelas I                                               63-66


Keterangan :
• Untuk kelompok bagian puteri, kelas pertandingan hanya sampai H
• Untuk kelompok bagian putera, kelas pertandingan sampai I

b. Kategori dewasa (17-35 Tahun)- putera

No     Kelas dan golongan                     Berat badan (Kg)
1                  Kelas A                                     45-50
2                 Kelas B                                     50-55
3                 Kelas C                                     55-60
4                 Kelas D                                     60-65
5                 Kelas E                                     65-70
6                 Kelas F                                     70-75
7                 Kelas G                                     75-80
8                 Kelas H                                     80-85
9                 Kelas I                                     85-90
10                Kelas J                                     90-95


Keterangan :
• Untuk berat badan 95 keatas (Putera) dimasukan kedalam kelas bebas

c. Kategori dewasa (17-35 Tahun)- puteri

No       Kelas dan golongan                   Berat badan (Kg)
1                  Kelas A                                45-50
2                 Kelas B                                 50-55
3                 Kelas C                                 55-60
4                 Kelas D                                60-65
5                 Kelas E                                 65-70
6                 Kelas F                                 70-75

Keterangan :
• Untuk berat badan 75-90 (Puteri) dimasukan kedalam kelas bebas
Waktu Pertandingan

Permainan dilangsungkan dalam 3 babak yang setiap babak terdiri dari 2 menit. Di antara babak yang satu dengan lainnya diberikan waktu istirahat 1 menit. Waktu ketika wasit menghentikan pertandingan tidak termasuk waktu bertanding dan perhitungan terhadap pemain yang jatuh karena serangan yang sah tidak termasuk waktu bertanding.

Sasaran

Yang dapat dijadikan sasaran perkenaan adalah bagian tubuh kecuali leher ke atas dan kemaluan yaitu dada, perut, punggung dan pinggang kiri serta kanan. Bagian tungkai lengan dapat dijadikan sasaran serangan menjatuhkan dan mengunci tetapi tidak mempunyai nilai sebagai sasaran perkenaan. Setiap pertandingan dipimpin oleh 1 (satu) orang wasit dan dibantu oleh 5 (lima) orang juri penilai.


Sejarah Pencak Silat


Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama. Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur. Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas. Sejarah perkembangan Pencak Silat secara selintas dapat dibagi dalam kurun waktu :

a. Perkembangan sebelum zaman penjajahan Belanda
b. Perkembangan pada zaman penjajahan Belanda
c. Perkembangan pada zaman penjajahan Jepang
d. Perkembangan pada zaman kemerdekaan

a. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda

Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dapat berkembang menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni berkembnag menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri di zaman tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam pembelaan berkelompok.

Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu pula para empu yang membuat senjata pribadi yagn ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus. Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri individual yang tinggi. Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu bela dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan Belanda kita telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan bangsa Indonesia.

b. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda

Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali memberi perhatian kepada pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belandan tidak memberi kesempatan perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan Pencak Silat atau pembelaan diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan. Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa pengembangan seni atau kesenian semata-mata masih digunakan di beberapa daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau upacara saja. Hakekat jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang. Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan Pencak Silat untuk masa sesudahnya.

c. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang

Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada waktu itu telah diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran bangsa kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita.

Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf lagi akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam masyarakat kita.

d. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan

Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak Silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas Nasional. Melalui Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia maka pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai oleh Mr. Wongsonegoro.
Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di seluruh Indonesia, IPSI mengajukan program kepada Pemerintah untuk memasukan pelajaran Pencak Silat di sekolah-sekolah.

Usaha yang telah dirintis pada periode permulaan kepengurusan di tahun lima puluhan, yang kemudian kurang mendapat perhatian, mulai dirintis dengan diadakannya suatu Seminar Pencak Silat oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan nama Pencak Silat yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu juga dengan kata silat.

Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan.

Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :

Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

sumber: tapaksucipimda059sidoarjo.blogspot.com